1 Iman Kepada Allah Mengenal kepada Allah adalah hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beragama. Bermula dari mengenal Allah maka kita akan mengenali diri kita, sebagaimana sebagaian atsar shahabat. Dari penganalan terhadap Allah itulah, keimanan dan ketakwaan kita akan meningkat.
BerandaPerhatikan hal berikut ini! Keimanan dan ket...PertanyaanPerhatikan hal berikut ini! Keimanan dan ketakwaan Membolehkan bunga bank Mendapat keuntungan sebesar-besarnya Memenuhi kebutuhan Pengelolaan kepemilikan Yang termasuk prinsip ekonomi syariah ditunjukkan dengan nomor….Perhatikan hal berikut ini! Keimanan dan ketakwaan Membolehkan bunga bank Mendapat keuntungan sebesar-besarnya Memenuhi kebutuhan Pengelolaan kepemilikan Yang termasuk prinsip ekonomi syariah ditunjukkan dengan nomor…. 1, 2, dan 31, 2, dan 41, 2, dan 51, 4, dan 52, 4, dan 5IKI. KartamanMaster TeacherJawabanjawaban yang benar adalah poin yang benar adalah poin D. PembahasanPrinsip ekonomi syariah adalah sebagai berikut Prinsip keimanan dan ketakwaan Prinsip memenuhi kebutuhan Prinsip pembagian kepemilikan Prinsip mata uang berbasis logam Prinsip pengelolaan kepemilikan Jadi, jawaban yang benar adalah poin ekonomi syariah adalah sebagai berikut Prinsip keimanan dan ketakwaan Prinsip memenuhi kebutuhan Prinsip pembagian kepemilikan Prinsip mata uang berbasis logam Prinsip pengelolaan kepemilikan Jadi, jawaban yang benar adalah poin D. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!43Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!NWNur WahyuniJawaban tidak sesuai©2023 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia
Meningkatkankeimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia sebagai tujuan pendidikan nasional. ABSTRAK Tujuan pendidikan nasional disebutkan dalam UUD NRI tahun 29145 dalam BAB XIII pendidikan dan kebudayaan. pasal 31 Ayat (2) pemerintahan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang Masalah keimanan merupakan sendi dan pilar utama bagi kehidupan seorang Muslim. Karena itu, penting sekali bagi kaum Muslimin mempelajari, memahami, dan menambah wawasan keimanan yang ditulis oleh Dr Muhammad Na’im Yasin ini merupakan salah satu referensi penting tentang keimanan. Penulis yang menyajikan bukunya dalam bentuk tanya jawab ini bertujuan memudahkan pembaca dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan keimanan. Sebab, menurut hemat penulis, metode tanya jawab ini sederhana, praktis, mudah, dan dapat menyampaikan pesan secara singkat namun sarat menegaskan bahwa iman itu mencakup ucapan dan perbuatan, ucapan hati dan lisan, amal hati dan amal lisan, serta amal anggota tubuh. Iman pun bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Secara keseluruhan, buku ini terdiri atas 200 tanya jawab. Penulis membagi bukunya menjadi tiga bab. Bab pertama, rukun iman, yang terdiri atas rukun iman. Yakni, iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada para nabi dan rasul, iman kepada Muhammad SAW, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada hari akhir, serta iman kepada qadha dan qadar ketetapan dan takdir Allah.Dalam bab pertama ini banyak sekali pertanyaan penting tentang keimanan yang kerap ditanyakan oleh kaum Muslimin. Misalnya, apa arti tauhid rububiyah, apa arti tauhid uluhiyah, dan apa penjelasannya. Apa hubungan antara tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah, dan apa urgensi tauhid dengan Asmaul Husna, mengapa dinamakan “al-Husna”, dan berapakah jumlah bilangan Asmaul Husna. Terkait malaikat, pertanyaan yang muncul, antara lain, dari materi apakah malaikat diciptakan, apakah malaikat mempunyai kemampuan untuk berubah bentuk, misalnya menjadi manusia. Dan, apakah malaikat mempunyai jumlah kedua mengupas hakikat iman yang diuraikan menjadi hakikat iman. Dan, ketika seorang kafir menjadi mukmin, beserta tata cara memeluk agama Allah. Di dalamnya termasuk pertanyaan-pertanyaan, seperti apa arti iman. Apa faktor-faktor penting dalam meningkatkan iman dan kapan orang kafir menjadi ini berakhir di bab ketiga yang membahas hal-hal yang dapat membatalkan iman. Pertanyaan yang paling penting adalah apakah ada kaidah yang menjadi parameter keluarnya seseorang dari koridor iman. Sebagai rangkuman, buku ini dilengkapi dengan tabel di akhir bab. Hal itu memudahkan pembaca dalam memahami intisari dari setiap pembahasan. Judul 200 Soal Jawab tentang KeimananPenulis Dr Muhammad Na’im YasinPenerbit Darus SunnahCetakan I, Agustus 2012Tebal xx + 352 hlm BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini MerawatKetakwaan Pascaramadan. Oleh KH M Hasan Mutawakkil Alallah, Ketua Umum MUI Jatim. Sabtu, 30 Apr 2022 - 08:21 WIB. Rasanya belum lama lisan kita mengucapkan "marhaban ya Ramadan". Namun faktanya, hari ini kita sudah harus menyiapkan diri untuk ditinggalkan bulan Ramadan. Semua mukmin pasti ingin taqwa kepada Halikuljabbar. Namun, sebagai orang kita jelas mumbung kelemahan dan dosa. Apakah pengertian taqwa yang sebenarnya? Dan bagaimana turunan bisa beribadah ideal agar mendapat habuan surga? Mari kita simak pembahasan akan halnya berbagai soal tentang taqwa. Anda akan mematamatai sambung tangan Allah bagi manusia nan penuh dosa. Segala Pengertian Taqwa Dalam Islam ? Kata taqwa secara etimologi berjasa hati-hati, waspada, mawas diri. Terutama dipakai privat konteks memelihara keimanan dan ibadah kepada Allah. Banyak umat memberi pertanyaan tentang taqwa. Master agama membagi definisi sederhana. Yaitu melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hal ini terambil berpangkal Hadits. “… jika aku melarang kalian pecah sesuatu maka jauhilah, dan apabila aku perintahkan kalian dengan sesuatu maka kerjakanlah semampu kalian” Hadits Bukhari 6744. Apakah Gancu Antara Iman Dan Taqwa? Umat yang taqwa pasti akan berusaha melakukan seluruh perintah Allah. Walau kadang musykil karena ada banyak sekali peraturan. Master agama menjelaskan alasannya merupakan karena religiositas kepada Allah. Umat yang memercayai Yang mahakuasa tentu akan berusaha melakukan yang terbaik. Makara jelas bahwa iman adalah landasan lakukan umat taqwa. Bagaimana Implementasi Iman Dan Taqwa Kerumahtanggaan Umur Sehari -Hari? Terserah banyak statuta nan mesti umat ikuti . S alah satu contoh penerapan taqwa terambil pecah Surah Al – Baqarah , ayat 177. Memberi amal dan sedekah. Taat berbuat sholat. Punya moral yang baik. Memegang teguh janji. Tidak berbohong. Kepala dingin internal siksaan. Dan sebagainya. Memang ada banyak kewajiban ibadah. Namun mukmin berusaha memenuhi semua kejadian ini. Apakah tujuannya? Kok Taqwa Utama ? Mukminat yang baik akan berusaha untuk taqwa. Adalah melakukan semua perintah Halikuljabbar. Tujuannya adalah untuk mendapatkan anugerah-Nya privat hayat. Ada banyak contoh rahmat Allah lakukan umat nan taqwa. Beberapa di antaranya Yang mahakuasa akan menyerahkan jalan keluar dari problem Qs 652. Tuhan akan mencukupkan keperluannya Qs 653. Yang mahakuasa akan mengampuni dosa Qs 3371. Namun jelas ada banyak sekali peraturan agama. Semuanya perlu ditaati. Hal ini menimbulkan soal mengenai taqwa lebih jauh. Yaitu bagaimana jika turunan enggak berbenda melakukannya? Bagaimana Dengan Anak adam Yang Munjung Kelemahan Dan Dosa ? Al-Alquran mengajarkan bahwa Tuhan akan memerinci setiap perbuatan sosok Qs 2281. Cuma suka-suka banyak mukminat yang bergumul karena banyak lupa sholat. Juga belum bisa memenuhi semua jatah puasa. Atau belum mampu ibadah haji. Juga banyak mukmin bergumul dengan sikap sehari-hari. Misalnya banyak yang emosi dalam berkendaraan. Maupun tergoda berbohong di dinas. Maupun meluluk pornografi di internet. Al-Quran memperingatkan bahwa Halikuljabbar akan memberi siksa atas dosa. Nantinya suka-suka timbangan perbuatan manusia. Harus lebih banyak kurnia bagi masuk keindraan. “Dan adapun orang-turunan yang berat timbangan kebaikan nya, maka dia kreatif dalam arwah yang memuaskan. Dan mengenai orang-orang yang ringan timbangan kebaikan nya, maka tempat kembalinya merupakan neraka Hawiyah. … Ialah api yang sangat panas” Qs 1016-11. Yakinkah Anda bahwa kebaikan Engkau akan bertambah segara? Mampukah semua darmabakti dan ibadah melebihi pelanggaran dan dosa di atma Anda? Banyak mukmin merasa amal baiknya tidak cukup. Faktanya cucu adam tidak boleh menaati semua perintah dan menjauhi semua larangan Allah. Semua manusia karuan telah berdosa. Sekiranya demikian akan menderita aniaya kekal di neraka. Yang mahakuasa mengerti keadaan ini. Karena itu Kamu ingin menolong manusia. Uluran tangan Halikuljabbar Bagi Manusia Berdosa Sambung tangan Sang pencipta boleh kita lihat berusul petunjuk Isa Al-Masih. Al-Quran menyatakan Isa menjadi nubuat untuk umat yang ingin taqwa. “… Dan Kami sudah menerimakan kepadanya Isa Kitab Injil sedang di dalamnya suka-suka ilham dan cuaca yang menyigi, dan membenarkan kitab nan sebelumnya, yakni Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pencekokan pendoktrinan kerjakan manusia-turunan yang bertakwa ” Qs 546. Karena itu mari kita lihat bersumber wangsit Kitab Allah. Kitab Taurat menyatakan bahwa Sang pencipta Maha Murni Taurat, Imamat 192. Karena itu manusia berdosa tidak akan sanggup mendekat kepada-Nya. Ajaran Isa menyatakan dengan tegas. “… mereka semua [manusia] ada di pangkal kuasa dosa, seperti ada termasuk Tidak ada yang benar, seorangpun tidak” Injil, Roma 39-10. Karena itu Allah memberi jalan untuk manusia berdosa. Allah mau menolong dengan memasrahkan perwujudan Firman-Nya Kalimatullah menjadi orang. Inilah Isa Al-Masih yang merupakan validitas. Karena itu Isa adalah petunjuk buat sosok yang bertaqwa. Jika Kamu mengimani dan menjadi pengikut Isa, maka akan ada pengampunan dosa. Tersedia hadiah Allah bikin sukma Engkau. Bahkan akan ada jaminan surga. “Semua orang sudah berdosa dan jauh mulai sejak Allah yang hendak menyelamatkan mereka. Hanya karena rahmat Almalik semata-mata nan diberikan dengan doang-cuma, hubungan manusia dengan Allah menjadi baik pun. Caranya ialah manusia dibebaskan oleh Kristus Yesus [memercayai Isa Al-Masih] ” Alkitab, Roma 323-24, BIS. Mengimani Isa Lakukan Mendapatkan Rahmat Allah Maukah Sira menerima sambung tangan Halikuljabbar untuk manusia? Isa Al-Masih menjadi jalan cak bagi anak adam berdosa. Mari mengimani dan menjadi pengikut Isa! “ … meski setiap orang yang berkeyakinan kepada-Nya [Isa Al-Masih] tidak binasa, melainkan beroleh sukma nan kekal [keindraan] ” Injil, Yohanes 316. [Staf Isa dan Al-Fatihah – Untuk masukan alias tanya adapun artikel ini, silakan menugasi email kepada Staff Isa dan Al-Fatihah.] Fok us Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca Staf IDI bertekad Pembaca hanya memberi komentar nan menanggapi salah satu pertanyaan berikut Menurut Ari-ari, ketakwaan dalam Islam 51% maupun lebih ataukah ketaatan 100% yang sopan? Berikan alasannya! Mengapa Allah harus memaui ketakwaan paradigma 100% kepada manusia? Bagaimana kematian Isa Al-Masih menjadi solusi terbaik bagi disiplin manusia yang bukan mencecah 100%? Komentar yang tak gandeng dengan tiga cak bertanya di atas, walaupun dari Kristen atau Islam, maaf bila tertekan kami hapus. Berikut ini dua link yang berhubungan dengan kata sandang di atas. Jika Kamu berminat, ayo klik sreg link-link berikut Dapatkah Kebajikan Shaleh Menyelamatkan Mukmin? Pembersihan Lever Yang Kotor Untuk menolong para pembaca, kami memberi jenama ***** pada komentar-komentar nan kami rasa terbaik dan minimal menolong memafhumi artikel di atas. Bila bersedia, yuk juga mendaftar bagi buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.” Apabila Engkau memiliki tanggapan maupun pertanyaan atas artikel “Pertanyaan Tentang Taqwa, Dapatkah Menjamin Masuk Surga?”, yuk menghubungi kami dengan cara klik link ini. Source Seorangmuslim sejatinya diperintahkan untuk selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata'ala dengan sebaik-baiknya takwa. Karena hanya dengan iman dan takwa yang sebenar-benarnya itulah, sebagai hamba Allah subhanahu wata'ala, kita akan mendapatkan jaminan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Baca juga: Dzikir Petang, Bacaan dan Faedahnya
Disusun Oleh NAMA Fita Choiyanti NIM 201553023 PROGDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keimanan dan Ketaqwaan” ini dengan lancar. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan agama islam serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan agama islam, tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah Pendidikan Agama Islam atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada pihak-pihak yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai implementasi iman dan takwa dalam kehidupan modern, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Kudus, 29 Oktober 2015 Penulis Fita Choiyanti 2 Daftar isi 3 ABSTRAK Pada setiap agama, keimanan merupakan unsur pokok yang harus dimiliki oleh setiap penganutnya. Jika kita ibaratkan dengan sebuah bangunan, keimanan adalah pondasi yang menopang segala sesuatu yang berada diatasnya, kokoh tidaknya bangunan itu sangat tergantung pada kuat tidaknya pondasi tersebut.. Meskipun demikian, keimanan saja tidak cukup. Keimanan harus diwujudkan dengan amal perbuatan yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama yang kita anut. Keimanan baru sempurna, jika diyakini oleh hati, diikrarkan oleh lisan, dan dibuktikan dalam segala perilaku kehidupan sehari – adalah percaya atau yakin, keimanan berarti kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam yakni percaya allah, percaya pada para Rasul, percaya pada malaikakt dan kitab allah, percaya pada risalah hari bangkit , pokok agama serta rela pada ketentuan allah. Sedangkan Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten istiqomah . Keimanan dan Ketakwaan sangat berperan dan berpengaruh penting buat manusia dalam menjalani kehidupan hal ini dikarenakan keimanan dan ketakwaan sebenarnya telah melekat pada manusia serta keimanan dan ketakwaan jugalah yang membentuk kerakteristik dan sifat kebaikan manusia. 4 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain atau dengan kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial manusia harus memiliki akhlak yang baik agar dalam proses interaksi tersebut tidak mengalami hambatan atau masalah dengan manusia lain. Proses pembentuk akhlak sangat berperan dengan masalah keimanan dan ketakwaan seseorang. Keimanan dan Ketakwaan seseorang berbanding lurus dengan akhlak seseorang atau dengan kata lain semakin baik keimanan dan ketakwaan seseorang maka semakin baik pula akhlak seseorang hal ini karena keimanan dan ketakwaan adalah modal utama untuk membentuk pribadi seseorang. Keimanan dan ketakwaan sebenarnya potensi yang ada pada manusia sejak ia lahir dan melekat pada dirinya hanya saja sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang telah terjamah oleh lingkungan sekitarnya maka potensi tersebut akan semakin muncul atau sebaliknya potensi itu akan hilang secara perlahan. Saat ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa, oleh masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yang sebenarnya dari keimanan dan ketakwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalu menganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja. Oleh karena itu dari persoalan dan masalah-masalah yang terpapar diataslah yang melatar belakangi kelompok kami untuk membahas dan mendiskusikan tentang keimanan dan ketakwaan yang kami bukukan menjadi sebuah makalah kelompok. 5 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian iman? 2. Bagaimana tanda-tanda orang yang beriman? 3. Apa pengertian takwa? 4. Bagaimana korelasi antara keimanan dan ketakwaan? Tujuan Masalah 1. Mendeskripsikan pengertian iman 2. Memaparkan tanda-tanda orang yang beriman 3. Mendeskripsikan pengertian takwa 4. Menjelaskan korelasi antara keimanan dan ketakwaan Manfaat 1. Bagi penulis melatih potensi penulis dalam menyusun makalah 2. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan tentang keimanan dan ketawaan serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari 6 BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Iman Iman menurut bahasa adalah yakin, keimanan berarti keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti, atau pokok – pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama Islam. Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu’manu – amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. Akibatnya, orang yang percaya kepada Allah dan selainnya seperti yang ada dalam rukun iman, walaupun dalam sikap kesehariannya tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan taqwa kepada yang telah dipercayainya, masih disebut orang yang beriman. Hal itu disebabkan karena adanya keyakinan mereka bahwa yang tahu tentang urusan hati manusia adalah Allah dan dengan membaca dua kalimah syahadat telah menjadi Islam. Dalam surah al-Baqarah ayat 165 ÙˆَÙ…ِÙ†َ النَّاسِ Ù…َÙ†ْ ÙŠَتَّØِذُ Ù…ِÙ†ْ دُونِ اللَّÙ‡ِ Ø£َÙ†ْدَادًا ÙŠُØ­ِبُّونَÙ‡ُÙ…ْ ÙƒَØ­ُبِّ اللَّÙ‡ِ ۖ Ùˆَالَّذِينَ آمَÙ†ُوا Ø£َØ´َدُّ Ø­ُبًّا Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ ۗ ÙˆَÙ„َÙˆْ ÙŠَرَÙ‰ الَّذِينَ ظَÙ„َÙ…ُوا Ø¥ِذْ ÙŠَرَÙˆْÙ†َ الْعَذَابَ Ø£َÙ†َّ الْÙ‚ُÙˆَّØ©َ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ جَÙ…ِيعًا ÙˆَØ£َÙ†َّ اللَّÙ‡َ Ø´َدِيدُ الْعَذَابِ Artinya “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa pada hari kiamat, bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya niscaya mereka menyesal.” Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan Al-Immaanu aqdun bil qalbi waigraarun billisaani wa’amalun bil arkaan. Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup. 7 Definisi Iman Secara Istilah Syar’iy 1 Al-Imaam Ismaa’iil bin Muhammad At-Taimiy rahimahullah berkata الإيمان في الشرع عبارة عن جميع Ø§Ù„ØØ§Ø¹Ø§Øª الباØÙ†Ø© والظاهرة “Iman dalam pengertian syar’iy adalah satu perkataan yang mencakup makna semua ketaatan lahir dan batin” [Al-Hujjah fii Bayaanil-Mahajjah, 1/403]. An-Nawawiy menukil perkataannya الإيمان في لسان الشرع هو التصديق بالقلب والعمل بالأركان “Iman dalam istilah syar’iy adalah pembenaran dengan hati dan perbuatan dengan anggota tubuh” [Syarh Shahih Muslim, 1/146]. 2 Imaam Ibnu Abdil-Barr rahimahullah berkata أجمع أهل الفقه ÙˆØ§Ù„Ø­Ø¯ÙŠØ Ø¹Ù„Ù‰ أن الإيمان قول وعمل، ولا عمل إلا بنية “Para ahli fiqh dan hadits telah sepakat bahwasannya iman itu perkataan dan perbuatan. Dan tidaklah ada perbuatan kecuali dengan niat” [At-Tamhiid, 9/238]. 3 Al-Imaam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata حقيقة الإيمان مركبة من قول وعمل. والقول قسمان قول القلب، وهو الاعتقاد، وقول اللسان، وهو التكلّÙ… بكلمة الإسلام. والعمل قسمان عمل القلب، وهو نيته وإØÙ„اصه، وعمل الجوارح. فإذا زالت هذه الأربعة، زال الإيمان بكماله، وإذا زال تصديق القلب، لم تنفع بقية الأجزاء “Hakekat iman terdiri dari perkataan dan perbuatan. Perkataan ada dua perkataan hati, yaitu i’tiqaad; dan perkataan lisan, yaitu perkataan tentang kalimat Islam mengikrarkan syahadat – Abul-Jauzaa’. Perbuatan juga ada dua perbuatan hati, yaitu niat dan keikhlasannya; dan perbuatan anggota badan. Apabila hilang keempat hal tersebut, akan hilang iman dengan kesempurnaannya. Dan apabila hilang pembenaran tashdiiq dalam hati, tidak akan bermanfaat tiga hal yang lainnya” [Ash-Shalaah wa Hukmu Taarikihaa, hal. 35]. Kata iman yang tidak dirangkaikan dengan kata lain dalam al-Qur’an, mengandung arti positif. Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya, dikatakan sebagai iman haq. Sedangkan yang dikaitkan dengan selainnya, disebut iman bathil. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian iman adalah pembenaran dengan segala keyakinan tanpa keraguan sedikitpun mengenai yang datang dari Allah SWT dan rasulNya. 8 2. Tanda-tanda Orang yang Beriman Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut 1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-Qur’an, maka bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya al-Anfal 2. Dia akan berusaha memahami ayat yang tidak dia pahami sebelumnya. 2. Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul Ali Imran 120, al-Maidah 12, al-Anfal 2, at-Taubah 52, Ibrahim 11, Mujadalah 10, dan at-Taghabun 13. 3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya al-Anfal3dan al-Mu’minun 2, 7. Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk waktu shalat, dia segera shalat untuk membina kualitas imannya. 4. Menafkahkan rezki yang diterimanya al-Anfal 3 dan al-Mukminun 4. Hal ini dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah merupakan upaya pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin. 5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan al-Mukminun 3, 5. Perkataan yang bermanfaat atau yang baik adalah yang berstandar ilmu Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasulullah. 6. Memelihara amanah dan menempati janji al-Mukminun 6. Seorang mu’min tidak akan berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati janji. 7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong al-Anfal 74. Berjihad di jalan Allah adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah, baik dengan harta benda yang dimiliki maupun dengan nyawa. 8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin an-Nur 62. Sikap seperti itu merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang berpandangan dengan ajaran Allah dan Sunnah Rasul. Akidah Islam sebagai keyakinan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan seorang muslim. Abu A’la Maududi menyebutkan tanda orang beriman sebagai berikut 9 1. Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik. 2. Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri. 3. Mempunyai sifat rendah hati dan khidmat. 4. Senantiasa jujur dan adil. 5. Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi. 6. Mempunyai pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme. 7. Mempunyai sifat ksatria, semangat dan berani, tidak gentar menghadapi resiko, bahkan tidak takut kepada maut. 8. Mempunyai sikap hidup damai dan ridha. 9. Patuh, taat, dan disiplin menjalankan peraturan Ilahi. A. Toto Suryana AF, 1996 69. 3. Pengertian Taqwa Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten istiqomah . Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini. Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan kedalam lima kategori atau indicator ketaqwaan. A. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara fitrah iman. B. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang – orang miskin, orang – orang yang terputus di perjalanan, orang – orang yang meminta – minta dana, orang – orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta. 10 C. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara ibadah formal. D. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan diri. E. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata lain memiliki semangat perjuangan. 4. Korelasi antara Keimanan dan Ketaqwaan Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah. Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia merupakan cirri-ciri daro orang yang bertaqwa. Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tahuid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaan Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud. Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia. Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha illallah Tidak ada Tuhan selain Allah lebih menekankan pengartian tauhid praktis tauhid ibadah. Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah. Dengan kata lain, tidak ada yang disembah selain Allah, atau yang berhak disembah hanyalah Allah semata dan menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah. Selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengartian beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan, tanpa mengucapkan dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat dikatakan seorang yang sudah bertauhid secara sampurna. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, harus ada kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis dalam diri dan dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen. 11 Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, fikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid adalah mengesakan Tuhan dalam pengartian yakin dan percaya kepada Allah melalui fikiran, membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. 12 BAB III KESIMPULAN Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang mendasar bagi manusia untuk merasakan kebahagiaan hidup. Seseorang dikatakan beriman kepada Allah apabila memenuhi tiga unsure akidah dalam islam. Yaitu isi hati, ucapan, dan tingkah laku. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah QS Al-Anfal 2-4 yang artinya “bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah bergetar hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambah iman mereka karena-Nya dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang mnafkahkkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi Tuhan-NYA dan ampunan serta rizki nikmat yang mulia. Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak dapatdipisahkan dari diri manusia. Oleh karenanya orang yang bertakwa adalah orang yang berpandangan hidup dengan ajaran-ajaran Allah menurut sunnah rasul. 13 BAB IV SARAN Hendaknya umat muslim senantiasa berperilaku terpuji agar iman dalam dirinya meningkat. Hindari sifat-sifat tercela agar iman dalam diri kita senantiasa terjaga. Hendaknya umat muslim senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Senantiasa tawakkal dan muhasabah diri agar tidak mengalami kesesatan hidup. 14 DAFTAR PUSTAKA 15
Pertanyaanmengenai iman dan takwa dalam kehidupan modern : 1. Sebutkan bentuk ketakwaaan kepada ALLAh dalam kehidupan sehari-hari di era modern ini ? 2. Bagiamana implementasi iman kepada ALLAH dan Iman kepada Rasulullah dalam lingkungan pergaulan ? 3.
Copyright 2012 – KEIMANAN DAN KETAKWAAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Agama IslamDosen Pengajar Sugeng Santoso, MAG DISUSUN OLEH M. FIRMAN AKBAR BISNIS CM. LUDVI RAKHMAWAN BISNIS CILMU ADMINISTRASI BISNISFAKULTAS ILMU ADMINSTRASIUNIVERSITAS BRAWIJAYASEPTEMBER 2012 Pedidikan Agama Islam Keimanan dan Ketakwaan2 Copyright 2012 – Daftar Isi A. Pendahuluan ........................................................ 3B. Isi ........................................................ 4-91. Pengertian Iman ..................................................... 42. Wujud Iman .. ..................................................... 63. Proses Terbentuknya Iman .................................... 64. Tanda-Tanda Orang Beriman ................................ 75. Korelasi Keimanan dan Ketakwaan ....................... 8C. Penutup ........................................................ 10D. Daftar Pustaka ........................................................ 11 Pedidikan Agama Islam Keimanan dan Ketakwaan3 Copyright 2012 – A. Pendahuluan Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain ataudengan kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosialmanusia harus memiliki akhlak yang baik agar dalam proses interaksi tersebut tidakmengalami hambatan atau masalah dengan manusia lain. Proses pembentuk akhlaksangat berperan dengan masalah keimanan dan ketakwaan seseorang. Keimanandan Ketakwaan seseorang berbanding lurus dengan akhlak seseorang atau dengankata lain semakin baik keimanan dan ketakwaan seseorang maka semakin baik pulaakhlak seseorang hal ini karena keimanan dan ketakwaan adalah modal utamauntuk membentuk pribadi seseorang. Keimanan dan ketakwaan sebenarnya potensiyang ada pada manusia sejak ia lahir dan melekat pada dirinya hanya saja sejalandengan pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang telah terjamah olehlingkungan sekitarnya maka potensi tersebut akan semakin muncul atau sebaliknyapotensi itu akan hilang secara ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa, olehmasyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yangsebenarnya dari keimanan dan ketakwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalumenganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai artibahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkanhal tersebut berjalan begitu saja.
Selanjutnyadalam UUD NRI Tahun 1945, terjadi perubahan redaksi tujuan Pendidikan Nasional seperti tersebut dalam Pasal 31 Ayat (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang undang.
qrKzF.
  • mk11c03g7v.pages.dev/250
  • mk11c03g7v.pages.dev/277
  • mk11c03g7v.pages.dev/599
  • mk11c03g7v.pages.dev/232
  • mk11c03g7v.pages.dev/62
  • mk11c03g7v.pages.dev/253
  • mk11c03g7v.pages.dev/403
  • mk11c03g7v.pages.dev/471
  • pertanyaan tentang keimanan dan ketakwaan